- Manusia Sebagai Makhluk Individu
Manusia sebagai makhluk individu memiliki keunikan atau ciri khas masing-masing, tidak ada manusia yang persis sama meskipun terlahir kembar. Secara fisik mungkin manusia akan memiliki banyak persamaan namun secara psikologis akan banyak menunjukan perbedaan. Ciri khas dan perbedaan tersebut sering disebut dengan kepribadian. Kepribadian seseorang akan sangan dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungannya.
Adapun dalam hal ini sebagai pendidik baik orang tua maupun guru kita harus memahami bahwa anak memiliki potensi untuk berkembang yang ingin menjadi pribadinya sendiri. Anak dalam perkembangannya akan memperoleh pengeruh dari luar, baik yang disengaja ataupun yang tidak disengaja, tetapi anak akan mengambil jarak terhadap pengaruh-pengaruh tersebut. Dia akan memilihnya sendiri.
- Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Menurut kodratnya manusia selain sebagai makhluk individu, mereka juga merupakan makhluk sosial. Adapun yang dimaksud Istilah sosial menurut adalah ”Sosial” berasal dari akar kata bahasa Latin Socius, yang artinya berkawan atau masyarakat. Sosial memiliki arti umum yaitu kemasyarakatan dan dalam arti sempit mendahulukan kepentingan bersama atau masyarakat. Adapun dalam hal ini yang dimaksud manusia sebagai makhluk sosial adalah makhluk yang hidup bermasyarakat, dan pada dasarnya setiap hidup individu tidak dapat lepas dari manusia lain. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya.
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa anusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapaalasan:
- Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
- Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
- Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
- Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
Kasus Dan Penyelesainya
KASUS SOSIAL
Biasanya penyebab terjadinya masalah ini dikarenakan tekanan dari lingkungan, misalnya:
- Kesetiakawanan antar teman. Contoh-nya “siswa A dari sekolah X memiliki masalah dengan siswa B dari sekolah Z, dikarenakan teman-teman siswa A tidak senang dengan masalah yang di hadapi si A maka mereka melakukan serangan terhadap siswa B”. Kejadian inilah yang mereka anggap sebuah pembuktian akan nilai kesetiakawanan.
- Faktor tingkat emosi masa remaja yang labil dan selalu meledak-ledak.
- Adanya GENG di lingkungan tempat kehidupan remaja. “GENG sangatlah meresahkan semua kalangan, yang namanya geng pasti selalu memiliki tingkat gengsi yang sangat tinggi”.
- Serta faktor keluarga, “biasanya rumah tangga yang di penuhi kekerasan akan berdampak buruk untuk anak. Ketika beranjak remaja, anak-anak merasa kekerasan merupakan bagian dari dirinya ketika kecil dulu, sehingga wajarlah mereka akan melakukan tindakan kekerasan pula ketika beranjak remaja”.
- Menjaga komunikasi, “di masa kini kebanyakan orang tua terlalu sibuk dengan bekerja sehingga mereka tidak dapat membatasi anak-anaknya dalam bermasyarakat.
- Menjaga keharmonisan keluarga, “emosi remaja sangatlah labil, sehingga orang tua harus pintar dalam mendidik anak.
- Hilangkan budaya OSPEK di Sekolah, Terutama ospek yang berunsur kekerasan.
- Ketatkan peraturan Sekolah bagi siswa yang sering tawuran, misalkan keluarkan dari sekolah dan tidak di terima di sekolah manapun.
KASUS INDIVIDUAL
- Broken Home / Pembuat masalah di rumah
Broken home atau pembuat masalah di rumah biasanya ini terjadi pada anak, faktor ini di karenakan kurangya perhatian dari keluarga dari anak tersebut.
Dalam penyelesainya masalah ini, perhatian dari keluar berperan penting sebagai landasan dasar pembentukan karakter si anak sejak dini.
- Menjaga komunikasi antara orang tua dan si anak, dengan cara berkomunikasi, dengan cara ini biasanya kita tau keinginan anak itu apa.
- Jaga keharmonisan keluarga, orang tua sangatlah penting, jangan lah bertengkar di depan karena si anak akan merasa terganggu jiwa nya jika si anak melihat salah satu anak dari kelurganya ada yang bertengkar.
- Jangan sibuk dengan kepentingan sendiri, luangkanlah waktu untuk bermain bersama anak dengan hal ini anak menjadi tahu karakter orang tuanya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA :
- Ariska, I. (2013). Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial. [Online]. Tersedia: (http://iraars-meandmyself.blogspot.com /2012/03/manusia-sebagai-mahluk-individu-dan.html). [6 Februari 2013]
- Effendi, R. dan Setiadi, E.M. (2010). Pendidikan Lingkungan, Sosial, Budaya dan Teknologi. Bandung: UPI Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar